06 November 2011

Tuhan Yang Mengutuskan Cinta.


"Tentang cinta, tergantung bagaimana kita memahaminya. Cara untuk mengenal cinta yaitu dengan cara merasakannya sendiri." 

Angin lembut menyapa tubuhku, sejuknya rasa menggigil seluruh badanku. Terasa mulia sungguh suasana hari ini. Aku menjengah di luar tingkap sana, melihat asyiknya burung-burung berkicauan dek kerana cuaca yang seakan-akan redup. Asyiknya kalau lena bertemankan bantal dan selimut, dibuai mimpi yang indah bak seperti di dalam satu dunia yang cukup indah seperti fantasi. Akan ku terus lena sepanjang umurku. 

Indahnya hari semalam, cahaya terang bulan menghiasi dunia malam yang ditemani bintang yang sentiasa berkedipan. Satu per satu aku melastik bintang, banyaknya tidak terkira, tidak semua boleh aku petik dan ambil. Ada satu bintang itu, tiba-tiba jatuh ke tanganku, tanpa aku duga kehadirannya lantas cepat-cepat aku menyambutnya dengan dua telapak tanganku kerna takut jatuh di bumi tercalar badannya sudah tidak berkilau lagi. Mujurlah, sempat aku menyambutnya, indah sungguh bintang itu, berkelipan di tanganku. Alangkah beruntungnya kalau selamanya dia terus ada untuk aku. Hairan sungguh aku, penasaran jadinya, mengapa bintang ini yang jatuh, mengapa mesti bukan yang lain ? Mengapa bukan semua jatuh untukku ? Terdengar sayu rasanya, seperti ada suara kecil yang berbisik di telingaku, " Wahai makhluk Allah yang bergelar manusia, izinkan aku untuk bersamamu, sesungguhnya Allah telah menurunkan aku untuk kamu. Peliharalah dan sayangilah aku seadanya. Kalau nanti aku sudah tidak berkilauan seperti saat ini, kamu lah yang akan menyinari aku. " Jelas pandanganku ke udara, terjawab persoalanku. Mungkin dalam beribu bintang yang ada, kamu dipilih tuhan dan dijadikan untuk aku. Lalu terlakar sebuah wajah di langit biru, seorang insan yang menemani hari-hariku, teringat akan soalan aku semalam, suaramu masih berbisik di telinga aku.

" Kenapa tuhan pertemukan kita berdua ? Kenapa aku dan kamu harus berkenalan ? "

" Kita berkenalan ada sebabnya. Sebabnya kita berkawan, kita berkawan pun ada sebab, sebabnya kita bercinta sekarang, kita bercinta ada sebab, sebabnya kita belum ketahuinya. "

" Kenapa kita tidak tahu kenapa kita bercinta ? Untuk apa bercinta kalau kita sendiri tidak tahu sebabnya ? "

" Kita bercinta, tapi mesti ada sebab. Sebab yang telah tertulis oleh tuhan yang belum kita ketahui. "

" Apa yang tertulis ? Bukan bercinta sebab kita masing-masing punya hati ? Bukan ke kita menjanjikan hidup bersama ? "

" Kita bercinta mesti ada ketentuan Ilahi yang telah dituliskan. Tapi semuanya ada sebab-sebabnya kan ? Kita berkenalan tapi kita tidak pernah menyangka yang kita boleh bercinta. Memang kita bercinta kerna mahukan hidup bersama, tapi kita tidak tahu takdir yang telah tertulis. Itu semua rahsia tuhan. "

" Aku tahu. Apa yang direncanakan tuhan, itu semua rahsia tuhan. Kita bercinta, kita bersama, tapi mungkin jua kita terpisah nanti. Dan kalau tuhan menetapkan kita bersama, kita akan bersatu kembali. "

Hilang sudah bayanganku. Wajahmu yang terlakar indah dimataku, kamu buat aku rindu. Semalam aku melihat bulan, teringat lagi ia melihat aku di bawah sini, senyumannya, manis tak terkata bak senyumanmu yang terukir di bibir mu. Sambil bulan itu melemparkan ciuman dan ucapan selamat malam untuk aku seperti kamu yang selalu buat untuk aku yang selalu diiringi dengan satu baris kata yang sudah cukup buat tidur malam ku lena dihiasi dengan mimpi indah. -Aku sayang dan selalu cinta kamu. Aku juga sayang kamu FS.

"Cinta nggak bisa ditebak, cinta bisa datang dan pergi kapanpun."

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.