09 July 2011

Setiap Rasa Kehidupan .



Bila cuaca tidak lagi cerah, sudah pastinya hujan mahu turun menimpa bumi. Biarkan, biarkan saja hujan turun membasahi bumi yang sudah kering ini. Hujan, kau turunilah dengan lebat agar aku bisa turut membasahi bumi. Kalau aku bisa temani kau hujan, sekaligus aku bisa nangis. Pada tika itu, aku mahu menangis sepuasnya bersama kau hujan biar tiada seorang pun yang tahu aku menangis. Dan apabila hujan sudah berhenti, automatik aku akan terus berhenti menangis. Seterusnya aku akan tersenyum lebar kerna aku rasa tersangat puas melepaskan semua rasa yang ada di dalam jiwa yang rakus ini. Kau tahu rasa apa ? Rasa sakit hati, rasa sedih, rasa duka, rasa terkilan, rasa gembira, rasa bahagia, rasa senang dan semuanya tentang apa yang aku rasakan. Tuhan yang kurniakan aku semua rasa itu, kerna Dia ingin aku tahu tentang semua rasa itu dan pelajari tentang semua rasa itu.

Dikala bulan mengambang, aku lihat bintang-bintang berkedipan. Cantik sungguh bulan dan bintang itu bersama-sama menyinari alam. Sungguh senang aku tika itu kerna aku merasakan cuma aku seorang saja yang bisa lihat ciptaan tuhan itu. Saat itu semua muncul di mataku, itu tandanya aku lagi gembira. Kalau boleh, aku mahu bilang sama tuhan tolong jangan hapuskan masa pada tika itu kerna aku lagi bahagia. Dan aku akan pinta pada tuhan, tolong benarkan aku gapai bulan dan petik bintang. Aku mahu keduanya sekali kerna aku takkan benarkan bulan dan bintang terpisah. Aku mahu simpannya di dalam poketku biar tiada siapa yang dapat menyentuhnya. Aku takut kalau ada seorang yang menyentuhnya lalu ia rosak dan sudah tidak indah lagi, aku pasti akan sedih hanya kerna ia sudah tidak bisa tertawakan aku. Tapi kalau tuhan tidak benarkan aku mengambilnya, aku akan mohon pada tuhan lagi dan takkan pernah berputus asa untuk meminta, agar aku bisa pegang lalu mencium bulan dan bintang itu. 

Walaupun tuhan hanya benarkan sekali untuk aku menciumnya, aku tetap jua mahukannya kerna aku mahu katakan yang bulan dan bintang itu cukup indah. Ia lah yang bisa tertawakan aku, ia lah yang menyinari aku dan ia lah yang bahagiakan aku dan ia jugalah yang buat aku sedih tika ianya hilang dimata. Tapi aku tahu bulan dan bintang itu selalunya cuma ada dikala malam dan aku juga tahu bulan itu tidak selalunya mengambang dan bintang itu tidak selalunya bersinar. Tapi aku sentiasa tahu bulan dan bintang itu akan tetap akan muncul tidak kira kapan ia akan muncul. Ini kerna tuhan sudah suratkan bulan dan bintang itu tidak akan pernah terhapus kecuali tiada lagi cerita di dunia ini. 

Sedih dan tidak sedih, bahagia dan tidak bahagia juga adalah sebuah kondisi yang memberi kita kesempatan untuk terus belajar. Belajar tentang hidup. Sama seperti waktu sakit kemarin, aku juga belajar buat lebih memahami bahawa hidup itu harus dimaknai dengan banyak bersyukur, selalu berbagi rasa dan saling menghargai. Bukan sekadar memuaskan ego pribadi. Sehebat manapun kondisi fisik seseorang itu miliki, tetap saja punya kelemahannya. Sesihat manapun raga yang membalut jiwa, selalu ada kekurangannya. Bumi ini berputar dan samalah dengan kehidupan kita selalunya berputar. Kadang di atas, dan kadang di bawah. Bahkan tidak jarang berada ditengah-tengah. Harus tahu bahwa apa yang ada sekarang itulah yang terbaik dan jangan pernah coba punya niat untuk mencari yang lebih baik. Kerna aku ataupun sesiapun sekalipun tidak usahlah risau kerna tuhan akan selalu berikan yang terbaik untuk kita. Kebahagiaan itu akan tetap akan jadi milik kita kelak. Percayalah.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.