07 October 2011

Can You See What I See .


Well, I honestly saw it coming, it was predictable. Seperti mana yang diharapkan selama ni. It was pretty close, to reaching that famous happy ending. Now, aku punya dunia aku sendiri. I don't know when I created it, I don't know how it started, but I'm living in it right now. Sedikitpun tiada perbezaan dengan planet yang kamu tinggal, yang kamu turut panggil bumi. It's got pretty much the same trees and bushes. It has a moon, a sun, and stars just like the ones you see everyday. Sama macam aku, kehidupan aku. Setiap yang aku jalani, sama seperti kamu. I can stare at you in awe with a smile or a grin on my face without fail anytime.

Kadang-kadang, aku takut untuk menerima akan sebuah realiti. Aku takut aku tak boleh nak kawal diri dalam sesebuah kenyataan. Fate. Sebab tu, I used to not be very good with reality. But now that I've grown, I have learned to be more accepting. I accept a lot that comes way in my way life. Semua yang tuhan uji aku, aku terima. Sebab aku tahu itu semua baik untuk aku, tiada satu pun yang buruk untuk aku. Tapi disetiap benda yang menyakitkan aku, aku tahu semua tu ada hikmah disebaliknya. I avoid from seeing, hearing or reading things that would only hurt my feelings. And so far, it's not been doing me any harm so I guess that's part of growing up.

How do I put it into my words ? How do I tell you. Bagaimana bagaimana dan bagaimana. Kalau dulu pernah aku bilang, 'Tuhan, tolong hentikan waktu agar aku bisa bahagia dengan dia untuk waktu yang lebih lama.' Tapi masa takkan berhenti selagi dunia ini masih berputar. The clock is ticking, and it isn't to stop for anyone. What's going happen ? Aku takut, aku sentiasa takut. Takut akan satu saat nanti. Sebab aku takut kalau apa yang aku harapkan selama ni untuk bersama dia, semua mimpi indah, tidak menjadi kenyataan, tidak menjadi hak milik aku. Takut semuanya hanyalah mainan fantasi. Selama ni aku dan dia cuma berharap dan berusaha biar semua tu akan tetap jadi hak milik kami jua. Tapi tuhan itu sudah suratkan sesuatu buat aku dan dia. Maybe. Maybe God wouldn't allow that, maybe God will. No one knows how things will be and one wrong step, can change our whole lives.

Dan untuk saat ini, aku menunggu satu detik yang akan tiba. Bila sampai detik itu, its time to wake up. Aku akan bangun dan melompat-lompat tanda keriangan lantas aku jerit, 'Tuhan, terima kasih kerna masih izinkan aku untuk bersama dia hingga saat ini. Untuk saat-saat yang seterusnya, aku pinta aku masih bersama dia.' Bila sampai detik itu nanti, aku nak pegang erat tangan dia, dan aku nak katakan pada dia cuma sebaris ayat, biar dia tidak pernah lupa, 'Kekasih, tolong jangan lepas pegangan erat tanganku selagi aku masih ada disamping kamu.' Hanya sebaris ayat, moga tidak pernah luput diingatan. Kelak, kita tidak tahu bagaimana kita. Kita tidak tahu dimana kita. I don't know what's going happen in the next few months or years, and that scares me a little. Whatever it is, though, I can't wait to find out. Setiap detik, cuma berharap kamu sentiasa ada didalam hati kecil ini kemana pun aku melangkah.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.